Selasa, 11 Januari 2011

Bila hanya ada satu yang bisa anda berikan pada anak anak anda maka biarlah itu hanya disiplin diri {Ross Perot)


Dra. Hj. Siti Nurmarkesi
Gagal jadi Polwan Malah Sukses Jadi Bupati Kendal


“ Sejak kecil cita cita saya sebenarnya ingin jadi Polisi Wanita/Polwan sebab saya melihat Bapak saya yang seorang polisi orangnya baik dan bila memakai seragam kelihatan gagah dan berwibawa, itulah awal ketertarikan dan kebanggaan saya pada korps Bhayangkara, namun nasib menentukan lain, saya gagal jadi Polwan” tutur Dra Hj Siti Nur Markesi mengenang masa lalunya sebagai “anak Kolong” alias putri seorang Polisi bernama Djoemiat Hardjo Sapoetro dan Ibu Siti Fatonah.
Masa kecil Mbak Kesi, demikian dia terbiasa disapa saat belia, memang penuh dengan nuansa kedisiplinan, Kesederhanaan dan ajaran perilaku untuk mandiri , “Bapak saya setelah jam dinas atau sehabis piket di Polsek kemudian setiba dirumah beliau nyambi bertani dan sering mengajak anak anaknya ke kebun atau sawah, sebagai orang kampung asli Kendal yang punya tradisi agraris yang kental,beliau selalu mengajak kami ke kebun atau sawah untuk melihat kondisi aliran air,mengatur tanaman dan memetik hasil panen berupa Padi, Jagung, Ketela, Terong bahkan Kelapa, kemudian saya kebagian tugas menjual ke Pasar, tanpa disadari dari kegiatan itulah rasa kebersamaan, kekeluargaan, kepemimpinan dan insting wirausaha saya jadi semakin terasah dan banyak manfaatnya di masa depan” kenangnya sambil tersenyum.
Wanita kelahiran 28 April 1961 ini melewati pendidikan Sekolah dasarnya di SD Pagersari Kecamatan Patean lulus di tahun 1972, kemudian karena orang tuanya mendapat amanah untuk memimpin Polsek Cepiring maka sekolahnya kemudian berlanjut di SMP Persiapan Cepiring dan selesai di tahun 1975, SMA Negeri I Kendal merupakan kawah Chandradimuka awal bagi Markesi remaja hingga lulus tahun 1979 di sekolah itulah minatnya pada Pramuka, Pecinta alam, Matematika dan Sosial semakin berkembang dengan bimbingan para guru yang berkualitas.
Selepas dari SMA, Markesi diterima di Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang, saat itu tidaklah mudah menuntut ilmu di Kedokteran, selain proses seleksi yang ketat , dibutuhkan kecerdasan serta tentu saja faktor keuangan juga diperhitungkan, biaya per semester di fakultas tersebut konon saat itu diatas fakultas lainnya, berbekal semangat dan dorongan dari orang tua Markesi menjalani masa kuliahnya dengan penuh kesederhanaan, pulang pergi dari tempat kost ke kampus naik angkot berbaur dengan mahasiswa lain,berbincang akrab dengan pedagang buah, penjual ayam dan tukang sayur dinikmatinya sebagai sebuah pengalaman yang berharga, namun sampai akhir semester dua nasib berkata lain, didasari pemikiran bahwa adik adiknya masih membutuhkan biaya, Markesi mengalah, diputuskannya untuk pindah dari Fakultas Kedokteran ke Fakultas ekonomi masih di Universitas yang sama, “ Peraturan waktu itu masih memungkinkan pindah antar fakultas” tuturnya, dan di tahun 1981 gadis muda ini berhasil menyandang gelar B.Sc pada program Sarjana Muda Jurusan ekonomi perusahaan, dari sinilah kemampuan Markesi dalam bidang Manajemen berawal.
Kesuksesan dalam meraih gelar Sarjana muda nampaknya juga diiringi kesuksesan dalam menjalin hubungan cintanya, masih di tahun yang sama dia dipersunting oleh Drs Udin Wahyudin seorang asisten dosen sekaligus kakak angkatan di kampusnya, masa ini adalah fase bersejarah dalam hidup Markesi bertepatan dengan prosesi pernikahannya sang ayah meninggal dunia, akhirnya sepasang pengantin itupun menikah dihadapan jenazah ayahanda terkasih.
Setahun kemudian tepatnya di 1982 Markesi diterima menjadi PNS di Departemen Perdagangan dan ditempatkan di Dinas Perdagangan kota Semarang , pasangan ini menjalani kehidupan rumahtangganya dengan kesederhanaan , sang suami yang juga PNS saat itu nyambi jadi pedagang Kayu, perlahan usahanya mulai berkembang dan ekonomi keluarga ini semakin membaik, melihat perkembangan usaha suaminya , sang istri tergerak untuk membantu usaha suaminya, dengan berbagai pertimbangan akhirnya wanita berparas keibuan ini memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai pegawai negeri sipil dan berkonsentrasi di bidang wirausaha.
Masuk Dunia Politik
Partai Golkar menjadi pilihan Markesi dalam langkah pertamanya memasuki dunia politik , menjelang Pemilu 2004 dia dilamar oleh partai berlambang pohon beringin itu untuk dijadikan calon anggota legislative DPRD Kendal periode 2004-2009, “ karena dorongan dari partai dan persetujuan keluarga akhirnya saya maju dalam pemilu itu dengan niat untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan konstituen” kata Ibu empat anak ini.
Belum genap setahun menjadi anggota dewan kemudian Partai Golkar memunculkannya menjadi Calon Wakil Bup+ati Kendal mendampingi H. Hendy Boedoro sebagi Calon Bupati saat itu, “ Tadinya Calon Bupati dari Golkar adalah Pak Hasanudin SE.M.Si namun karena beliau persyaratannya tidak memenuhi maka dialihkan kepada saya, saya berprinsip semuanya diatur oleh Allah SWT, jadi mengalir saja, tidak berpikiran yang negative, semuanya positif dan ada hikmahnya.” Kata Bu Markesi.
Melalui perjalanan panjang politik yang menguras stamina dan pikiran akhirnya setelah melalui berbagai fase dengan puncaknya ketika Bupati Hendy Boedoro di non aktifkan , maka tampuk kepemimpinan Kendal beralih kepada Dra Hj Siti Nur Markesi yang tercatat dalam sejarah sebagai Bupati Kendal ke 25.
Bupati yang mampu berprestasi
Terbukti didikan orang tua semasa kecil membawa implikasi positif pada gaya kepemimpinan Siti Nurmarkesi yang berprinsip tetap berpegang pada peraturan , disiplin dan taat pada perundangan yang berlaku namun tetap menaruh hormat serta saling menghargai kepada sesama dan bersikap luwes sesuai kodratnya sebagai perempuan dan sebagai pemimpin, saat pertama kali menjabat gerakan pertama yang dilakukan adalah menata struktur organisasi di tubuh pemerintahannya, banyak yang menyebut sang Bupati Wanita ini bergaya militeristik namun dia tetap tegar berjalan dengan programnya “ Disiplin itu indah bagi yang menyadari manfaatnya, jika mereka menyebut saya militeristik, dalam hati tentu ada pertanyaan, apakah militer itu jelek? Kan tidak, tentunya disiplin yang saya terapkan sesuai dengan porsi bagi PNS di Pemkab Kendal , apa yang saya terapkan bukan disiplin kaku, semuanya masih dalam koridor kewajaran dan tidak berlebihan” tuturnya.
Dihujat, dicerca dan difitnah sempat mewarnai perjalanan Markesi sebagi Bupati , namun dia menjawab segala tudingan miring itu dengan tetap bekerja keras dan fokus pada misi dan visinya, akhirnya semua pertanyaan tentang ketidak mampuannya sebagai wanita memimpin Kabupaten dijawabnya dengan serentetan prestasi manis , diantaranya mendapatkan penghargaan Widyakrama dari Presiden Republik Indonesia tahun 2008 karena sukses Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun, mendapatkan Penghargaan Perpamsi Award dari Wakil Presiden Yusuf Kalla karena atas kinerjanya dan PDAM Kendal yang taat bayar hutang dan sekarang tidak punya hutang, disusul Penghargaan dari Presiden Republik Indonesia karena keberhasilan Kendal mensukseskan program P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional)diserahkan secara langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Bupati Kendal Dra Hj Siti Nurmarkesi pada Jambore Nasional SLPTT di asrama haji Donohudan Boyolali Senin 8 Juni 2008.
Prestasi Bupati Wanita pertama dalam sejarah Kendal ini masih terus mengalir sebagaimana falsafah hidupnya, tanggal 6 Oktober 2009 Penghargaan “Manggala Karya Kencana” diberikan padanya karena Kendal dianggap berhasil melaksanakan program KB yaitu dengan menekan angka laju pertumbuhan penduduk hingga 1,39%, kemudian tanggal 1 Desember 2009 Kembali penghargaan Perpamsi Award tahun 2009 dari Menteri Pekerjaan Umum diterimanya langsung di Batam, Penghargaan bergengsi itu diberikan karena PDAM Kendal dianggap berhasil dalam investasi dan peran aktif Pemkab Kendal yang dinilai cukup tinggi, terutama dalam hal pemberian bantuan penyertaan modal secara berturut turut dari tahun 2007,2008 dan 2009.
Pengakuan atas prestasi Dra Hj Siti Nurmarkesi tidak hanya datang dari pemerintah saja, insan Pers pun memberikan penghargaan sebagai Person of the Year tahun 2008 dalam rangka HUT Harian Radar Pekalongan.
Kesuksesan Meraih berbagai prestasi itu ternyata juga diikuti kesuksesan dalam mendidik putra putrinya, tercatat Putra Sulungnya Alfra Nurdiansyah terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Kendal dengan perolehan suara tertinggi di Kabupaten Kendal, sementara Sari Anggraeni putri keduanya sukses menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) jurusan Hubungan Internasional (HI) di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta, sementara dua buah hatinya yang masih belia Yusuf Dhia Ulhaq dan Muhammad Yudhistira masih menempuh pendidikan di sekolah umum di Kendal.
Ketika suatu saat dalam perbincangan santai dengan para aktivis LSM Bu Markesi pernah ditanya “ Dengan pencapaian dan penghargaan yang terbilang bagus ini berarti pembangunan di Kendal sudah On The Track dan sukses ya Bu?”kata salah seorang aktivis yang dikenal vokal, setelah merenung sejenak, dengan bijak Ibu Bupati menjawab “ Saya hargai pendapat panjenengan namun yang pasti, semua penghargaan itu berarti kami harus meningkatkan kinerja, jangan cepat puas dan harus bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat Masalah hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT”.
Perjalanan karir seorang Siti Nurmarkesi bisa menjadi sebuah perenungan bahwa ketika kita gagal bukan berarti harus berhenti dan menyesali diri, Markesi membuktikan bahwa ketika dia gagal menjadi Polwan, berhenti kuliah kedokteran dan bahkan berhenti dari Pegawai negeri Sipil dia tetap bersemangat menjalani hidup, buah manisnya adalah ketika dirinya sukses memimpin Kendal sebagai Bupati Wanita pertama sepanjang sejarah kabupaten tersebut. (Aryo Widiyanto dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar