Sabtu, 13 April 2013

Menakar Kejujuran dan Logika di Ujian Nasional 2013.



Menakar Kejujuran  dan Logika di Ujian Nasional 2013.

Aryo Widiyanto
                Membaca  pemberitaan di media massa tentang Berkas soal Ujian Nasional (UN) yang harus dikawal Polisi Bersenjata untuk menjaga keamanannya dari kebocoran (Suara Merdeka  14/4)  menimbulkan sebuah Ironi tersendiri, tersembul sebuah pemikiran apakah dunia pendidikan kita sedemikian gawat  sampai mengerahkan polisi dengan senjata laras panjang untuk menjaga soal ujian nasional, dimana letak “Trust” atau kepercayaan terhadap dunia pendidikan?.
                Dalam benak kita, tentu jika mendengar sebuah benda dijaga sedemikian ketat dan waspada tinggi tentu benda itu sangat bernilai, bisa jadi barang itu akan dirampas atau dirampok di tengah jalan  kemudian dijual, namun sedemikian parahkah level kejujuran penduduk negara ini sehingga mau membeli bocoran soal Ujian Nasional?? Bagaimana jika sudah dijaga ketat dan sampai di tempat penyimpanan, masihkah para polisi bersenjata itu bisa menjamin bahwa soal UN bisa aman tanpa di “Dodosi” alias di copet oleh oknum yang tak bertanggung jawab, semua kemungkinan bisa terjadi di negara yang indah permai ini.
                Pendidikan karakter nampaknya perlu ditekankan dalam mengantisipasi adanya ulah oknum yang mengambil keuntungan dari jual beli soal UN ini yang bersumber dari pemikiran instan bahwa lulus UN adalah segalanya, dimana  sumber persoalannya adalah kadang pemikiran sebagian orang lebih mengutamakan hasil akhir dalam hal ini kelulusan daripada proses belajarnya, sehingga belajar hanya diukur dari hasil UN, masalah dia paham atau tidak materi pelajaran dari awal semester tak dihitung, akibatnya  timbul konklusi bahwa yang penting adalah lulus UN sementara kualitas  diri pribadi dalam mencerna dan mengendapkan ilmu pengetahuan yang selama ini dipelajari untuk kemudian diterapkan di tahap pendidikan berikutnya atau di masyarakat  menjadi terabaikan.
                Solusi yang mungkin diambil adalah adanya sebuah penciptaan sistem pendidikan baru yang bisa membuat para pelajar menyadari bahwa penting untuk mendalami proses belajar dalam kesehariannya untuk meningkatkan kualitas pribadi  oleh para ahli pendidikan di Negara ini guna mengubah pemikiran bahwa lulus UN adalah segalanya, negara wajib memikirkan hal ini karena toh selama ini kualitas guru sudah terakomodasi dalam sebuah program sertifikasi dimana kesejahteraan guru meningkat lebih bagus dari sebelumnya, benarkah kualitas guru yang sudah bersertifikasi meningkat selama ini? Dan bagaimana dengan kualitas muridnya??.
                Sistem yang selama ini ada mungkin terlalu “Menakutkan” bagi sebagian siswa, mereka tidak nyaman dengan berbagai pemberitaan yang menyebut jika mendapat nilai rendah dalam sebuah mata pelajaran maka akan tidak lulus,  disini kita seperti menakar kejujuran para siswa atau pihak tertentu yang ingin lolos dari lubang jarum dengan mungkin membeli bocoran soal UN, atau menakar logika dengan adanya indikasi ketidakpercayaan diri dengan mendatangi  paranormal atau tetek bengek hal supranatural lainnya baik dilakukan secara pribadi maupun kolektif demi lulus Ujian nasional, Ironis .
                Jika Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional tak segera merespon fenomena yang terjadi sekarang ini, maka jangan heran jika tahun depan dan tahun selanjutnya berita tentang dunia pendidikan kita akan selalu diisi dengan  tampilnya kolom berita tentang soal UN yang dijaga Polisi dan ( mungkin ) berita tentang pelajar yang berduyun duyun datang ke Paranormal untuk lancar dan lulus UN.  (Aryo Widiyanto , Orang tua Siswa, Redaktur Majalah Bhara Mitra Bahurekso Polres Kendal, Traveller,Backpacker, Petualang yg tinggal di Akun Facebook :Aryo Widiyanto .      Twitter: @aryo_widi.           blogspot: aryowidiyanto.blogspot.com.            dan tidur dengan pin blackberry :21DC007F) )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar