Menakar Kejujuran dan
Logika di Ujian Nasional 2013.
Aryo Widiyanto |
Membaca
pemberitaan di media massa tentang
Berkas soal Ujian Nasional (UN) yang harus dikawal Polisi Bersenjata untuk
menjaga keamanannya dari kebocoran (Suara Merdeka 14/4) menimbulkan sebuah Ironi tersendiri, tersembul
sebuah pemikiran apakah dunia pendidikan kita sedemikian gawat sampai mengerahkan polisi dengan senjata
laras panjang untuk menjaga soal ujian nasional, dimana letak “Trust” atau
kepercayaan terhadap dunia pendidikan?.
Dalam
benak kita, tentu jika mendengar sebuah benda dijaga sedemikian ketat dan
waspada tinggi tentu benda itu sangat bernilai, bisa jadi barang itu akan
dirampas atau dirampok di tengah jalan
kemudian dijual, namun sedemikian parahkah level kejujuran penduduk
negara ini sehingga mau membeli bocoran soal Ujian Nasional?? Bagaimana jika
sudah dijaga ketat dan sampai di tempat penyimpanan, masihkah para polisi
bersenjata itu bisa menjamin bahwa soal UN bisa aman tanpa di “Dodosi” alias di copet oleh oknum yang
tak bertanggung jawab, semua kemungkinan bisa terjadi di negara yang indah
permai ini.
Pendidikan
karakter nampaknya perlu ditekankan dalam mengantisipasi adanya ulah oknum yang
mengambil keuntungan dari jual beli soal UN ini yang bersumber dari pemikiran
instan bahwa lulus UN adalah segalanya, dimana sumber persoalannya adalah kadang pemikiran
sebagian orang lebih mengutamakan hasil akhir dalam hal ini kelulusan daripada
proses belajarnya, sehingga belajar hanya diukur dari hasil UN, masalah dia
paham atau tidak materi pelajaran dari awal semester tak dihitung,
akibatnya timbul konklusi bahwa yang
penting adalah lulus UN sementara kualitas diri pribadi dalam mencerna dan mengendapkan
ilmu pengetahuan yang selama ini dipelajari untuk kemudian diterapkan di tahap pendidikan
berikutnya atau di masyarakat menjadi
terabaikan.
Solusi
yang mungkin diambil adalah adanya sebuah penciptaan sistem pendidikan baru yang
bisa membuat para pelajar menyadari bahwa penting untuk mendalami proses
belajar dalam kesehariannya untuk meningkatkan kualitas pribadi oleh para ahli pendidikan di Negara ini guna
mengubah pemikiran bahwa lulus UN adalah segalanya, negara wajib memikirkan hal
ini karena toh selama ini kualitas guru sudah terakomodasi dalam sebuah program
sertifikasi dimana kesejahteraan guru meningkat lebih bagus dari sebelumnya,
benarkah kualitas guru yang sudah bersertifikasi meningkat selama ini? Dan bagaimana
dengan kualitas muridnya??.
Sistem
yang selama ini ada mungkin terlalu “Menakutkan” bagi sebagian siswa, mereka tidak
nyaman dengan berbagai pemberitaan yang menyebut jika mendapat nilai rendah
dalam sebuah mata pelajaran maka akan tidak lulus, disini kita seperti menakar kejujuran para
siswa atau pihak tertentu yang ingin lolos dari lubang jarum dengan mungkin
membeli bocoran soal UN, atau menakar logika dengan adanya indikasi
ketidakpercayaan diri dengan mendatangi
paranormal atau tetek bengek hal supranatural lainnya baik dilakukan
secara pribadi maupun kolektif demi lulus Ujian nasional, Ironis .
Jika Pemerintah dalam hal ini
Departemen Pendidikan Nasional tak segera merespon fenomena yang terjadi
sekarang ini, maka jangan heran jika tahun depan dan tahun selanjutnya berita
tentang dunia pendidikan kita akan selalu diisi dengan tampilnya kolom berita tentang soal UN yang
dijaga Polisi dan ( mungkin ) berita tentang pelajar yang berduyun duyun datang
ke Paranormal untuk lancar dan lulus UN.
(Aryo Widiyanto , Orang tua Siswa, Redaktur Majalah Bhara Mitra Bahurekso Polres Kendal,
Traveller,Backpacker, Petualang yg tinggal di Akun Facebook :Aryo
Widiyanto . Twitter:
@aryo_widi. blogspot:
aryowidiyanto.blogspot.com.
dan tidur dengan pin blackberry :21DC007F) )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar