Rabu, 17 April 2013

Pemilihan Gubernur Jateng, Golput atau asal coblos??


Aryo Widiyanto

Pemilihan Gubernur Jateng,  Golput atau asal coblos??


Oleh : Aryo Widiyanto

                Pemilihan Gubernur Jawa Tengah Tahun 2013 ini memang seakan  hingar bingar dalam menyebar spanduk, pamflet, selebaran ataupun baliho segede layar tancep di tempat yang  kadang malah lebih tepat disebut  mengganggu keindahan daripada bermanfaat.

                Kita disuguhi sebuah fenomena unik dimana  sepertinya untuk memilih pemimpin kita tak perlu repot repot, siapa yang bikin poster paling bagus, atau siapa yang bikin baliho paling gede plus iklan berlembar lembar di koran yang pada akhirnya nanti mungkin hanya akan jadi bungkus kacang, tak masalah, yang penting gebyar sebentar kemudian panen suara di Pilkada nanti.

                Masalah kualitas seakan kurang diperhitungkan , semua calon seakan  berlomba mencitrakan diri dekat dengan rakyat, mulai dari makan bareng pedagang pasar sampai pura pura merangkul bahu rakyat jelata demi citra positif yang akan digunakan untuk  mendulang suara, apakah kita tak ingat, sebelum nyalon gubernur ini para Cagub ini pada kemana?? Apakah kita pernah mendengar mereka mengajak makan kita di pasar, apakah mereka pernah peduli dengan keseharian kita yang “Menggik Menthol,Menggeh  menggeh “ mencari sesuap nasi , apakah ada jaminan ketika nanti terpilih nanti mereka akan peduli dengan nasib kita, apakah  akan ada langkah mereka yang kongkrit memperjuangkan perubahan untuk kebaikan rakyat, hati hati, rakyat kecil itu potensial untuk dieksploitasi ketika kampanye Pilkada dan  potensial untuk  hanya dijadikan penonton tanpa disentuh sama sekali  ketika para Cagub ini sudah terpilih nanti. Cerdaslah..!!!!

                Secara Kampanye saja, Para Cagub ini sudah tidak ramah lingkungan, lihat berapa ratus paku yang dicebloskan kedalam tubuh pohon yang notabene penyerap oksigen bagi manusia, berapa juta dana yang dihabiskan untuk membeli spanduk plastik yang bahkan tak terurai oleh tanah?kemana  karya nyata mereka selama ini ditunjang kemampuan mereka yang mampu memikat warga untuk terpukau  dengan gaya kampanye yang artistic dan indah seperti pidato dan orasi yang membuat bulu kuduk berdiri atau mungkin juga dengan pemaparan visi misi dengan program yang “Memijak tanah” dan tidak  muluk muluk sehingga ketika jadi nanti mereka tak berdosa pada rakyat karena ingkar janji kampanyenya?.

                Secara akuntabilitas, kita tak pernah tahu darimana dana kampanye para Cagub ini berasal, jika ada pendana tentu masyarakat berhak tahu asal duitnya darimana, jaman ini adalah jaman transparan, semua bisa dihitung, jika perlu audit independen oleh akuntan public dibeberkan di semua media massa, siapa pengusaha, siapa penyokongnya dalam kampanye, sebutkan, dan harus bisa dipertanggungjawabkan.

                Secara komunitas, saya heran siapa Cagub Jateng yang peduli pada Olahraga? Sepertinya tak ada , ingat nasib PSIS, atau kompetisi di level Kabupaten, apakah ada setetes kepedulian untuk meningkatkan prestasi sepakbola kita dan semua olahraga Jateng?peringkat berapa Jateng di PON terakhir saja mungkin para Cagub ini tak tahu,apalagi mau meningkatkan prestasi olahraga?  Hadeeeuh capedeh..

                Secara ketepatan waktu dalam menepati janji kepada masyarakat, saya ragu banget dengan ketiga calon ini , contoh kecil saja, di tahun 2009 (JIka saya tak salah ingat)  warga Kendal ramai ramai disuruh tanda tangan di kelurahan yang  lahan warganya terkena  proyek yang dinamakan “Proyek Tol Semarang – Batang” kebetulan tanah keluarga saya ada di sebuah kelurahan di Kecamatan Weleri Kendal, kami sekeluarga bahkan ada yang sampai repot repot pulang dari Sumatera dan Jakarta  hanya untuk tanda tangan, karena memang pemerintah yang menghendaki kami selaku warga  untuk menandatangani di kelurahan itu, ditunggu sampai hari ini tahun2013, jangankan dana ganti rugi tol itu cair, tau bangkai beritanya saja tidak…ampun deh. Saya kuatir jika masyarakat yang terkena janji janji surga proyek Tol Semarang Batang ini ingat, tentu  akan sedikit terlintas untuk Golput saja alias gak milih dalam Pilgub ini.

                Pemikiran Golongan Putih atau Golput , istilah untuk menyebut  warga yang  tak memilih adalah lazim dalam sebuah demokrasi, ketika dirasakan para kandidat yang ada kurang memenuhi harapan, siapa yang bisa memaksa rakyat untuk memilih jika dirasa tak cocok??, Golput adalah lebih berkesan keren dan gagah karena kita mampu mengekspresikan kebebasan  untuk berpendapat, daripada asal coblos yang mungkin menguntungkan salah satu pihak .

                Musuh utama Golput adalah Money Politics alias politik uang , namun rakyat juga sudah cerdas, ketika naik  Taksi dari Simpanglima kearah atas, saya berbincang dengan sebut saja pak Eko, seorang pengemudi Taksi, dia berkata bahwa tak semudah itu untuk membagi duit ke rakyat sekarang  “ Saya sudah mikir mas, jika saya terima recehan paling paling besarnya Duapuluh Lima Ribu Rupiah kemudian saya nyoblos Cagub itu, berarti saya membikin kaya Cagub itu, hla selawe ewu ditukar satu suara, jika dia jadi tentu dia akan nyari “Balik Modal” untuk mengembalikan uang yang sudah ditabur, secara tak langsung saya juga dosa membuat orang untuk korupsi “ Tuturnya. Saya pun manggut manggut, “pinter timen sampean pak, seandainya semua warga Jateng sepintar njenengan, pasti kualitas pemimpinnya akan turut bagus juga” ,batin saya

                Tapi sekali lagi, mari sebagai warga Negara yang baik kita sukseskan Pilgub 2013 ini, pilihlah salah satu calon yang anda anggap terbaik, tapi jika mau Golput atu asal coblos juga silahkan, semua dihormati, semua bagus, yang penting Jawa Tengah semakin maju di masa depan. 

(Aryo Widiyanto , Redaktur Majalah Bhara Mitra Bahurekso ,Tinggal di Jl Sriagung no 234  Kendal, Traveller,Backpacker, Petualang yg   homestay di Akun Facebook :Aryo Widiyanto .      Twitter: @aryo_widi.           blogspot: aryowidiyanto.blogspot.com.            dan tidur dengan pin blackberry :21DC007F) )

               
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar