Aryo Widiyanto |
Pemilihan Gubernur Jateng,
Golput atau asal coblos??
Oleh : Aryo Widiyanto
Pemilihan
Gubernur Jawa Tengah Tahun 2013 ini memang seakan hingar bingar dalam menyebar spanduk, pamflet,
selebaran ataupun baliho segede layar tancep di tempat yang kadang malah lebih tepat disebut mengganggu keindahan
daripada bermanfaat.
Kita disuguhi
sebuah fenomena unik dimana sepertinya untuk memilih
pemimpin kita tak perlu repot repot, siapa yang bikin poster paling bagus, atau
siapa yang bikin baliho paling gede plus iklan berlembar lembar di koran yang
pada akhirnya nanti mungkin hanya akan jadi bungkus kacang, tak masalah, yang
penting gebyar sebentar kemudian panen suara di Pilkada nanti.
Masalah
kualitas seakan kurang diperhitungkan , semua calon seakan berlomba mencitrakan diri dekat dengan
rakyat, mulai dari makan bareng pedagang pasar sampai pura pura merangkul bahu
rakyat jelata demi citra positif yang akan digunakan untuk mendulang suara, apakah kita tak ingat,
sebelum nyalon gubernur ini para Cagub ini pada kemana?? Apakah kita pernah
mendengar mereka mengajak makan kita di pasar, apakah mereka pernah peduli
dengan keseharian kita yang “Menggik
Menthol,Menggeh menggeh “ mencari
sesuap nasi , apakah ada jaminan ketika nanti terpilih nanti mereka akan peduli
dengan nasib kita, apakah akan ada
langkah mereka yang kongkrit memperjuangkan perubahan untuk kebaikan rakyat,
hati hati, rakyat kecil itu potensial untuk dieksploitasi ketika kampanye Pilkada
dan potensial untuk hanya dijadikan penonton tanpa disentuh sama
sekali ketika para Cagub ini sudah
terpilih nanti. Cerdaslah..!!!!
Secara
Kampanye saja, Para Cagub ini sudah tidak ramah lingkungan, lihat berapa ratus
paku yang dicebloskan kedalam tubuh pohon yang notabene penyerap oksigen bagi
manusia, berapa juta dana yang dihabiskan untuk membeli spanduk plastik yang bahkan
tak terurai oleh tanah?kemana karya nyata mereka selama ini ditunjang kemampuan
mereka yang mampu memikat warga untuk terpukau dengan gaya kampanye yang artistic dan indah
seperti pidato dan orasi yang membuat bulu kuduk berdiri atau mungkin juga
dengan pemaparan visi misi dengan program yang “Memijak tanah” dan tidak muluk muluk sehingga ketika jadi nanti mereka
tak berdosa pada rakyat karena ingkar janji kampanyenya?.
Secara akuntabilitas, kita tak
pernah tahu darimana dana kampanye para Cagub ini berasal, jika ada pendana
tentu masyarakat berhak tahu asal duitnya darimana, jaman ini adalah jaman
transparan, semua bisa dihitung, jika perlu audit independen oleh akuntan public
dibeberkan di semua media massa, siapa pengusaha, siapa penyokongnya dalam
kampanye, sebutkan, dan harus bisa dipertanggungjawabkan.
Secara komunitas, saya heran
siapa Cagub Jateng yang peduli pada Olahraga? Sepertinya tak ada , ingat nasib
PSIS, atau kompetisi di level Kabupaten, apakah ada setetes kepedulian untuk
meningkatkan prestasi sepakbola kita dan semua olahraga Jateng?peringkat berapa
Jateng di PON terakhir saja mungkin para Cagub ini tak tahu,apalagi mau
meningkatkan prestasi olahraga? Hadeeeuh
capedeh..
Secara ketepatan waktu dalam
menepati janji kepada masyarakat, saya ragu banget dengan ketiga calon ini , contoh
kecil saja, di tahun 2009 (JIka saya tak salah ingat) warga Kendal ramai ramai disuruh tanda tangan
di kelurahan yang lahan warganya terkena
proyek yang dinamakan “Proyek Tol
Semarang – Batang” kebetulan tanah keluarga saya ada di sebuah kelurahan di
Kecamatan Weleri Kendal, kami sekeluarga bahkan ada yang sampai repot repot
pulang dari Sumatera dan Jakarta hanya
untuk tanda tangan, karena memang pemerintah yang menghendaki kami selaku warga untuk menandatangani di kelurahan itu,
ditunggu sampai hari ini tahun2013, jangankan dana ganti rugi tol itu cair, tau
bangkai beritanya saja tidak…ampun deh. Saya kuatir jika masyarakat yang
terkena janji janji surga proyek Tol Semarang Batang ini ingat, tentu akan sedikit terlintas untuk Golput saja
alias gak milih dalam Pilgub ini.
Pemikiran Golongan Putih atau
Golput , istilah untuk menyebut warga
yang tak memilih adalah lazim dalam
sebuah demokrasi, ketika dirasakan para kandidat yang ada kurang memenuhi
harapan, siapa yang bisa memaksa rakyat untuk memilih jika dirasa tak cocok??,
Golput adalah lebih berkesan keren dan gagah karena kita mampu mengekspresikan
kebebasan untuk berpendapat, daripada
asal coblos yang mungkin menguntungkan salah satu pihak .
Musuh utama Golput adalah Money
Politics alias politik uang , namun rakyat juga sudah cerdas, ketika naik Taksi dari Simpanglima kearah atas, saya
berbincang dengan sebut saja pak Eko, seorang pengemudi Taksi, dia berkata
bahwa tak semudah itu untuk membagi duit ke rakyat sekarang “ Saya sudah mikir mas, jika saya terima recehan
paling paling besarnya Duapuluh Lima Ribu Rupiah kemudian saya nyoblos Cagub
itu, berarti saya membikin kaya Cagub itu, hla selawe ewu ditukar satu suara,
jika dia jadi tentu dia akan nyari “Balik Modal” untuk mengembalikan uang yang
sudah ditabur, secara tak langsung saya juga dosa membuat orang untuk korupsi “
Tuturnya. Saya pun manggut manggut, “pinter timen sampean pak, seandainya semua
warga Jateng sepintar njenengan, pasti kualitas pemimpinnya akan turut bagus
juga” ,batin saya
Tapi sekali lagi, mari sebagai
warga Negara yang baik kita sukseskan Pilgub 2013 ini, pilihlah salah satu
calon yang anda anggap terbaik, tapi jika mau Golput atu asal coblos juga
silahkan, semua dihormati, semua bagus, yang penting Jawa Tengah semakin maju
di masa depan.
(Aryo Widiyanto , Redaktur Majalah Bhara Mitra
Bahurekso ,Tinggal di Jl Sriagung no 234 Kendal, Traveller,Backpacker, Petualang
yg homestay di Akun Facebook :Aryo
Widiyanto . Twitter:
@aryo_widi. blogspot:
aryowidiyanto.blogspot.com. dan
tidur dengan pin blackberry :21DC007F) )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar