Jumat, 12 April 2013

Pulau Bali, Selalu membuatku Rindu.



Pulau Bali, Selalu membuatku Rindu.



 

                Mengunjungi Pulau Dewata bagi sebagian orang adalah sebuah impian, menyaksikan keindahan alam berpadu dengan tradisi masyarakat asli yang tetap terpelihara merupakan  khasanah kekayaan pengalaman tersendiri.
                selama beberapa hari saya dengan modal Back Pack Doang, didanai oleh sebuah Instansi saya

 berkesempatan untuk mengunjungi Bali  untuk kesekian kalinya, dengan menumpang  Bus Pariwisata  yang sudah disediakan (11/9) sekitar jam 8 pagi,kami berangkat  menyusuri jalur pantura hingga perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur kami makan siang di RM Nirwana Nganjuk dan makan Malam dinikmati di RM Bromo Probolinggo



                Dalam Bus yang nyaman, dikelilingi pemandangan para penumpangnya yang mayoritas cantik  dilengkapi dengan musik dan karaoke, saya tak menyangka bisa mendapatkan sebuah lagu berjudul Duri dalam duka yang dinyanyikan Broery Marantika bisa menjadi begitu romantis mengiringi perjalanan ini, Tengah malam Rabu 12/9 rombongan tiba di pelabuhan Gilimanuk setelah sebelumnya menikmati riuhnya kerlip lampu menakjubkan di PLTU Paiton Sidoarjo, sejam dalam kapal Very yang menyeberang ditengah dinginnya udara laut menimbulkan nuansa tersendiri, menikmati Pop Mie dan segelas kopi  terasa berbeda ketika kita ada diatas kapal.
                Sekitar jam 1.30 pagi,   langit Bali yang diterangi rembulan berbentuk sabit  dan samar samar deburan ombak selat Bali menyambut  Bis yang kami tumpangi, ditengah gelapnya malam saya masih bisa merasakan bahwa Pulau Dewata ini  tetap pada citranya seperti sekian tahun yang lalu saya singgahi yaitu asri, hijau dan alami dan always tradisional yang membuatku akan selalu merindukan tanah dewata ini.
                Sekitar Subuh kami tiba di RM Soka Indah untuk Sholat, Transit dan mandi, pemandangan pegunungan dipinggir pantai ditambah segarnya udara pagi seakan mengucap selamat datang kepada para tamu dari  Kendal ini, setelah breakfast perjalanan dilanjutkan ke Tanah Lot, melihat pemandangan menakjubkan Pura Tanjung Galuh, Pura Batu Bolong, Pura Batu Mejan dan Pura Luhur Pekendungan yang terletak di pinggir tebing pantai merupakan sensasi tersendiri untuk berfoto, tak heran banyak turis dari Eropa dan Jepang serta China yang mengambil lokasi pemotretan disana. Sensasi  melihat penduduk lokal mengadakan upacara dengan pakaian tradisional, dengan  buket bunga untuk sesaji yang diletakkan diatas kepala diwarnai harum bau dupa niscaya akan membuat kenangan kita akan selalu terbang ke tempat ini bahkan bertahun setelah kita mengunjunginya.kami beruntung Kedatangan kami disana juga berbarengan dengan sebuah upacara keagamaan Hindu, beberapa  anggota rombongan kamu  juga sempat menyaksikan Ular Putih yang konon dikeramatkan warga setempat.
                Lepas dari Tanah Lot rombongan diantar pemandu wisata kami Bli Wayan  untuk beristirahat di Hotel Discovery Kartika Plaza, sementara  sebagian lainnya  di Hotel Kuta Station. Sorenya tanpa buang waktu semua rombongan langsung ngaciiir ke pantai Kuta yang terletak tak jauh dari hotel, kami hanya perlu berjalan kaki, menikmati Brem  atau Bir Bintang sambil jalan kaki, menyaksikan para turis berjemur , dan   berbagai aktivitas turis lain seperti memotret Sunset, atau bahkan lucu lucuan bikin tatto yang hilang dalam beberapa hari menjadi sebuah kenangan tersendiri .
                Keesokan harinya Watersport Tanjung Benoa menjadi target berikutnya,  dengan menaiki boat kami melaju membelah laut menuju Turtle Island menyaksikan penangkaran penyu hijau  disini kami menyaksikan bahwa pariwisata mampu bersanding harmonis dengan kelestarian alam, ribuan penyu ditangkarkan muolai dari telur, Tukik hingga induknya yang segede Baskom hidup sehat serta terurus oleh para petugas yang ramah menyambut setiap wisatawan yang datang, kemudian saksikan juga  atraksi ular Sanca yang begitu jinak dan bahkan bisa diajak foto bareng , ada juga atraksi sabung ayam yang konon merupakan tradisi asli Bali, namun kami yang dari Jawa begitu melihat ada aksi adu jago pakai taruhan uang  spontan  anggota rombongan  tereak..heeeh 303 tuh!!!. (303 adalah sandi utk menyebut perjudian –red).maklum di Kendal Sabung ayam merupakan judi jika pakai uang .
                Usai dari Turtle Island , Wahana semacam Banana Boat sudah menanti, jelas saja pecinta petualangan seperti Bu Ayu , Bu Haris Sukma, Bu Agus Purwanto, Mrs Umar, Bu Ratno, Bu Ira, Bu Novi Deni, dan Bu Wandi yang entah kenapa berkostum baju tidur antusias naik Banana Boat, wis, sudah, gayanya mirip Lara Croft di Film Thumb Raiders tuh.
                Setelah Lunch di Benoa dan Sholat di Masjid Puja Mandala dimana tercermin kerukunan umat beragama dilambangkan dalam pembangunan lima tempat ibadah dalam satu kompleks  destinasi berikutnya adalah Wisata di Pura Uluwatu, Pura yang  terletak di tebing curam dengan pemandangan yang sangat indah, perjalanan menuju Pura Uluwatu unik karena  pengunjung  harus mengenakan semacam kain untuk perempuan dan sarung  untuk lelakinya, ditambah selendang seperti sabuk berwarna kuning, ditambah lagi ratusan kera jinak siap menanti dengan berbagai tingkahnya.
                Perjalanan berlanjut ke Dreamland yang konon milik Tommy Soeharto, pemandangannya indah, penulis berkesempatan naik ke resort atas bersama Samsul dan Dik Della , yang untuk masuknya saja harus bayar mahal, tentu dengan “modal “dari Bu Ayu Kusdiantoro hehehe.
                Dari Dreamland Bus bergerak menuju garuda Wisnu Kencana dimana kami menyaksikan pertunjukan Barong Bali di Amphi Theater, luar biasa hebat, penataan dan konsep sendratarinya memang profesional dan layak jual, seandainya saja wayang orang di Semarang bisa seperti Sendratari Barong Bali ini.
                Saat makan malam  rombongan dijamu di Pantai Kedonganan Jimbaran, lagi lagi praktisi pariwisata Bali mampu menyulap pantainya jadi atraksi kuliner, pengunjung duduk di kursi kayu panjang berderet di pinggir pantai sementara di depan kami ada panggung untuk pemgunjung unjuk kebolehan entah nyanyi, nari, atau ngoceh amburadul terserahlah yang penting rame, dan hebatnya, itu bisa membuat kita terpesona.
                Jumat 14/10, Dananu Beratan Bedugul  dan Pura Taman Ayun jadi destinasi selanjutnya, mengunjungi Danau yang terletak dipegunungan ini saya teringat Lembang Bandung atau Boja Kendal, kondisi geografisnya sama di dataran tinggi namun Bedugul menang karena ada Pura yang sangat indah di pinggir danau yang uniknya berada di pegunungan, hawanya segar, dan hampir seperti kawasan Bali yang lain , tak ada kriminalitas, semua aman.
                Setelah puas berwisata giliranberikutnya adalah membeli oleh oleh, tips yang kami dapatkan adalah untuk Kaos dan Souvenir jika ingin dipakai sendiri dan tidak mahal beli aja di pusat Oleh Oleh Krisna karena harganya lebih miring, kami juga kunjungi Joger pabrik kaos Bali yang terkenal itu namun sepertinya ada beberapa faktor seperti pelayanan dan kualitas barang yang membuat Krisna lebih cocok di hati turis Kendal, tapi jika ingin oleh oleh untuk kerabat atau teman dalam jumlah banyak , Pasar Seni Sukowati adalah pilihan tepat , harganya sangat murah sebagai perbandingan Sarung Pantai yang di tempat lain seharga Rp 40.000, di Sukowati bisa separuhnya, kaos juga jauh dibawah harga Joger dan Krisna, tapi sayang kami ke Sukowati di  hari terakhir, sehingga pepatah bahwa “Pengalaman itu mahal” benar benar terasa,,hiks.
                Sabtu 15/10 kami kembali ke Kendal dengan selamat , namun  Bali . Seperti kata Petap akan termemori dalam ingatan kami selamanya seperti kata Pak Azhar teman karib saya dari Provost ..” Belom tentu tahun depan bisa kembali lagi ke Bali,mari dinikmati , suwun Bu Ayu” kata pria yang pintar bahasa Medura ini sambil tersenyum. (Aryo Widiyanto, Traveller,Backpacker, Petualang yg tinggal di Akun Facebook :Aryo Widiyanto . Twitter: @aryo_widi.  blogspot: aryowidiyanto.blogspot.com. dan tidur dengan pin blackberry :21DC007F)
               
               

               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar